Iklan


 

Mitra Usaha Indonesia
Selasa, 10 September 2024, 16.22 WIB
Last Updated 2024-09-10T09:22:53Z
News

Mahasiswa Filipina Belajar Pengembangan Kewirausahaan di Pesantren Darussalam


Dosen FEBI UIN Saizu Purwokerto, Dewi Laela Hilyatin, mendampingi mahasiswa Universitas Mindanao, Filipina, dalam kunjungan industri ke Pondok Pesantren Darussalam, Banyumas. (Foto: Dok. UIN Saizu)
MITRAUSAHA.ID– Pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama dan bisnis kini menjadi sorotan dunia internasional. Hal ini terlihat dalam kunjungan industri tiga mahasiswa Universitas Mindanao, Filipina, ke Darussalam Business Centre di Pondok Pesantren Darussalam, Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, pada Sabtu, 7 September 2024. Mereka didampingi oleh Dewi Laela Hilyatin Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto.


Kunjungan ini bertujuan memberikan wawasan langsung kepada mahasiswa internasional mengenai bagaimana pondok pesantren di Indonesia mampu mengintegrasikan pendidikan agama dengan pengembangan kewirausahaan yang inovatif. Pesantren Darussalam, melalui berbagai unit bisnis yang dikelola, menjadi contoh konkret bagi mahasiswa untuk belajar pengelolaan bisnis yang berbasis nilai-nilai agama.

Pesantren Sebagai Pusat Pengembangan Bisnis dan Keterampilan

“Pondok Pesantren Darussalam adalah contoh bagaimana pesantren dapat berperan lebih dari sekadar pusat pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran bisnis yang efektif dan mandiri. Melalui berbagai unit usaha yang kami miliki, kami berharap mahasiswa Filipina ini bisa mendapatkan wawasan dan pengalaman yang kaya untuk diaplikasikan di negaranya kelak,” ungkap Dewi Laela pada Senin (9/9/2024).

Selama kunjungan tersebut, mahasiswa Filipina berkesempatan mengunjungi beberapa unit usaha pesantren yang telah berdiri kokoh, seperti Depot Air Minum “ARWA”, Konveksi Darussalam, Darussalam Mart (DSM), DS Laundry, dan Warung Pojok Santri (WPS) Darussalam. Unit-unit bisnis ini tak hanya berorientasi pada keuntungan finansial, tetapi juga menjadi laboratorium nyata bagi santri untuk mengembangkan keterampilan bisnis dan soft skills.

“Unit bisnis ini memberikan pengalaman langsung kepada santri dalam mengelola bisnis, mulai dari perencanaan, manajemen, hingga pemasaran. Ini menjadi contoh nyata bagaimana pesantren berperan dalam membekali santri dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia nyata,” jelas Dewi Laela.



Mengintegrasikan Pendidikan Agama dengan Bisnis

Salah satu nilai unik yang didapatkan mahasiswa Filipina adalah bagaimana pesantren berhasil memadukan antara nilai-nilai agama dengan keterampilan bisnis. Pesantren Darussalam tak hanya mendidik santri untuk menjadi individu yang berakhlak mulia, tetapi juga kompeten dalam dunia usaha. Ini merupakan sebuah model pendidikan holistik yang menggabungkan aspek spiritual, intelektual, dan keterampilan praktis.

“Mahasiswa Filipina sangat antusias dengan konsep ini. Mereka mendapatkan pandangan baru bahwa pesantren bisa menjadi pusat pengembangan keterampilan bisnis yang modern dan berdaya saing, tanpa melupakan nilai-nilai keagamaan,” tambah Dewi.

Dalam kunjungan ini, mahasiswa Filipina juga mendapat kesempatan berdiskusi dengan para pengelola unit bisnis dan santri yang terlibat langsung dalam kegiatan usaha. Mereka terkesan dengan bagaimana unit bisnis pesantren berjalan dengan prinsip efisiensi, tanggung jawab sosial, dan pendidikan karakter, yang semuanya berkontribusi dalam membentuk santri yang siap terjun ke dunia bisnis dan industri.

Harapan dan Kerjasama Internasional

Dewi Laela berharap kunjungan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa Universitas Mindanao, tetapi juga dapat mempererat hubungan antara UIN Saizu Purwokerto dan Universitas Mindanao. Pertukaran ilmu dan pengalaman ini diharapkan mampu menginspirasi kedua belah pihak untuk terus mengembangkan konsep pendidikan berbasis bisnis yang holistik dan aplikatif.

“Kami berharap hubungan ini dapat berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas, baik bagi UIN Saizu maupun Universitas Mindanao. Kunjungan ini juga menjadi inspirasi bagi kami untuk terus memperbaiki dan mengembangkan model pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek teoretis, tetapi juga praktis,” ujarnya.

Selain itu, kunjungan ini menjadi langkah awal untuk memperluas jejaring internasional bagi UIN Saizu Purwokerto dalam mengembangkan kerja sama akademik dan kewirausahaan, terutama dalam sektor pendidikan berbasis pesantren.

Dengan berakhirnya kunjungan ini, diharapkan model kewirausahaan pesantren yang diterapkan di Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan pesantren dan institusi pendidikan di berbagai negara, termasuk di Filipina.